Bagaimana agar kita dimudahkan tawakkal kepada Allah, juga mendapatkan ampunan dari-Nya? Doa dari kitab Riyadhus Sholihin ini bisa diamalkan.
Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat (16. Kitab Kumpulan Doa), Bab 250. Keutamaan Doa
Hadits #1480
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ كَانَ يَقُوْلُ
اللَّهُمَّ لكَ أسْلَمْتُ، وبِكَ آمَنْتُ، وعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وإلَيْكَ أنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وإلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المقَدِّمُ وَأَنْتَ المؤَخِّرُ لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
زَادَ بَعْضُ الرُّوَّاةِ:وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ALLOOHUMMA LAKA ASLAMTU, WA BIKA AAMANTU, WA ‘ALAIKA TAWAKKALTU, WA ILAIKA ANABTU, WA BIKA KHOOSOMTU, WA ILAIKA HAAKAMTU, FAGH-FIRLII MAA QODDAMTU WA MAA AKHKHORTU, WA MAA ASRORTU WA MAA A’LANTU, ANTAL MUQODDIMU WA ANTAL MUAKHKHIRU, LAA ILAHA ILLA ANTA (artinya: Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah aku lakukan dan yang kemudian aku lakukan, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan. Engkaulah Rabbku, tidak ada ilah yang hak diibadahi kecuali Engkau).”
Sebagian periwayat menambahkan, “WA LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH (artinya: tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).”(Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6317 dan Muslim, no. 769]
Faedah Hadits
- Seorang hamba sangat butuh kepada Allah.
- Wajib tawakkal kepada Allah semata, karena Allah disifati dengan sifat yang sempurna, maka Allah-lah yang pantas dijadikan tempat bersandar.
- Hendaklah mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam doa seperti doa yang diucapkan ini mencakup ungkapan iman dan rasa yakin yang kuat, doa ini pun sifatnya jawaami’ul kalim (ringkas, namun sarat makna).
- Doa ini mengajarkan untuk meminta ampun kepada Allah terhadap dosa yang telah dilakukan dan moga terhindar dari dosa pada masa akan datang. Begitu pula doa ini berisi meminta ampunan terhadap dosa yang tersembunyi dan dosa yang nampak.
Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Perjalanan Panggang – Jogja, 14 Dzulhijjah 1440 H (15 Agustus 2019)
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com